Thursday, December 15, 2011

islam cahaya penyegar dunia ( curhatan hati )

Tersebut lah sepasang suami istri yang telah melewati 10 th masa pernikahannya.

Mereka hidup sederhana dan berbahagia,,

Walaupun mereka blum mendapat kan keturunan namun rasa cinta kasih mereka tak lekang dimakan waktu,,

Mereka sepakat akan saling memberikan hadiah yang paling diinginkan.

Suatu hari,,,
Mereka melakukan suatu rencana,, agar kiranya mereka menulis permintaan kepada pasangan nya,,
Dan pasangan nya harus menuruti semua yg ditulis dikertas tersebut,,

Lalu pada malam itu

Mereka menulis masing-masing keinginannya di dalam sebuah amplop tertutup

Didalam hati sang isteri,,, : aku ingin papa membelikan sesuatu buat mama nya(mertua) dan aku sangat ingin kesalon agar aku terlihat cantik saat aku bertemu mama suatu hari nanti”

Didalam hati Sang suami,,,,, : hadohhhhhhhhhhhh harus nulis apa nihhhhhhhhhh,,,,

Singkat cerita

dan mereka berjanji esok pagi akan membuka amplop itu secara bergiliran. (InsyaAllah)


Sang istri berujar, “hari ini yang akan dibuka adalah amplop papa lebih dahulu yaa..”.

“mama,,,,,,, “dengan mesra” Apa kah tidak sebaiknya amplop mama saja,

aku ingin tahu apa yang paling mama inginkan, setelah itu baru amplopku”, jawab sang suami.

“Baik lah” ucap sang istri sambil mengangguk.


Ketika amplop istri dibuka oleh sang suami, tertulis lah sebuah kalimat di dalam surat itu

“Aku menginginkan sebuah gelang berlian sebagai pengikat 10 th pernikahan kita, lalu temani aku ke salon,
”.Dengan tersenyum sang suami pun berujar,
“Baik lah mari kita cari gelang yang engkau inginkan itu,”jawab sang suami pada istrinya. Tegas.


Ternyata mencari gelang berlian itu tidak semudah yang dibayangkan sebelumnya.
Sudah sepuluh toko yang dikunjungi,
muter sana muter sini,,
tidak ditemukan satu pun gelang yang dinginkan oleh sang istri.
Setelah melewati sholat Dzuhur dan Ashar di mesjid terdekat,

hari makin beranjak senja,

meski pun kaki nya sudah sangat letih sang suami tetap menemani istrinya berbelanja.

Akhirnya gelang yang diidamkan sang istri terbeli juga.
Mendapatkan sebuah gelang setelah keluar masuk hampir 20an toko,,,

Sang isteri,, @ ma,, papa suka dengan gelang yg ini,,
Sang suami,,,: mama suka,, tp kayaknya gelang nya terlalu longgar ma,,,

Sang istri,,: papa,, maaf ,, mama suka dengan gelang yg ini,,
Sang suami,, : iya udah,,, klo mama suka ,, papa ridho aja ya,,, hehhe

alhamdullilah ma,,dapet gelang yg mama suka,,

Sang istri,,, “dengan senyuman manis,,” makasih ya pa,,, papa capek ya,,, hehhehhe kacian,,, untung ngak 100 toko ya pa yg kita masukin yah,,,,,

Sang suami,,,gkgkgkkgkgkgk... hahhahhahahahhahahha,,,
tertawa sambil memegang kakinya yg lumayan capeknya,,



Tapi permintaan belum lah selesai ditunaikan,
setelah mendapatkan gelangnya, sang istri pun minta ditemani ke salon.

Sang suami,, ayo kita lanjutkan ma,,
Sang istri,, ayo pa,,,

Tiba di salon,, sang suami duduk di ruang runggu..
Bayangkan tiga jam dihabiskan di salon,

Sang suami sudah 4 kali membaca koran yg dibelinya tadi, bolak balik dr halaman pertama dan terakhir,,begiru seterusnya,, sampai dia hapal tulisan dari koran tersebut,,,
Sang suami lalu mendekati sang isteri,,

Sang suami,,, masih lama ya ma,,,”melihat isterinya yg masih di dalam perawatan wajah,,

Sang isteri,,, iya dunk pa,, mama kan mau pedicure,,medicure dulu pa,, ngak apa apa kan pa,,

Sang suami,,, iya deh,,, “didalam hatinya,, alhamdullillah hari ini aku bisa membahagiakan istri ku,,, xxixiixixixiixix

Sang suami,,, ma,papa keluar bentar ya,,, cari angin dikit,,,

Sang istri,, iya pa,,, tp jangan lama lama yah,,,

Sang suami,,, sip deh,,

sang Istri melakukan sholat Maghrib pun di sana,
sementara sang suami yg setia menantinya,
sholat di Mushola terdekat.

akhirnya,,,

Malam makin larut ketika mereka sampai di rumah.
Setelah mandi dan sholat Isya berjama’ah,
Lalu mereka duduk di ruang tengah,,

Sang istri,,” pa,,sekarang giliran mama ya yg buka amplop papa,,

Sang suami,,,”silahkan ma,,, “tersenyum...

lalu giliran amplop sang suami di buka oleh si istri.

Dengan penuh tanda tanya dihati,, apakah yg ditulis oleh sang suami,,,

Sang isteri,,, bismillah,,


Tapi tiba tiba

Betapa terkejutnya sang istri,

amplop itu hanya berisi kertas putih yang kosong.
Dibolak balik nya kertas ,,depan belakang,,

namun tak ada juga tulisan nya,,

lalu di terawang nya kearah lampu,,

yg ada hanya kertas kosong melompong,,


Sang suami tersenyum memandang istrinya yang terbengong-bengong menatap kertas kosong.
Sang suami mendekati sang isteri

Lalu suaminya berujar,

“Apa yang paling aku ingin kan sudah aku dapatkan, seorang istri sholehah sepertimu, telah engkau baktikan seluruh hidupmu untuk mengurus buah hati & rumah tangga kita serta mengurus diriku. Bahkan tidak sekali pun engkau meminta perhiasan dan memanjakan diri mu sendiri. Itu lah sebabnya aku dengan ikhlas menemani mu seharian ini dan membelikan gelang berlian sesuai permintaanmu. Sekarang.. aku minta engkau lah yang menulis di kertas kosong milikku.. apa yang engkau tulis akan menjadi hal yang paling ku ingin kan pula”

.Suara lembut suaminya menelusup ke rongga hati sang istri, tak terasa hangat menetes bulir-bulir airmata jatuh di pipi si istri.


Sang istri mengambil pulpen dan mulai menulis di kertas kosong itu,

tidak berapa lama diserahkannya kertas itu pada sang suami.

Dengan perlahan si suami membaca kata demi kata yang tertulis,

Papa sebener nya
“gelang berlian yang tadi papa belikan untukku itu akan menjadi kado ulang tahun untuk mama (mertua)”.

sang suami ,, berpikir sebentar,,didalem hati,,”pantes dari td gelang yg dicari ngak ada yg mama suka dan gelang yg di pilih mama,, longgar ngak sesuai dengan bentuk tangan nya yg mungil,,,

Sang suami lalu menatap bingung istrinya,
belum sempat ia bertanya mengapa,
telunjuk lentik dan halus sang istri sudah menyentuh bibirnya.

Sambil tersenyum sang istri berujar,

“Akan ku berikan perhiasan terindah yang pernah ku miliki ini sebagai tanda terima kasih ku untuk mama tercinta,
perempuan terhebat yang telah melahirkan dan membesarkan mu,

seorang laki-laki hebat, suami yang sholeh dan mencintaiku apa adanya”.

Tidak kuasa mata sang suami membendung bulir-bulir airmata keharuan.


SubhanAllah…
Sepasang suami istri yang saling mencintai karena Rabb nya, Semoga ada hikmah dan manfaat yang dapat dipetik dari kisah ini, InsyaAllah.. aamiin.


Semoga bermanfaat,,,,,,,,,

sumber : http://www.facebook.com/profile.php?id=100002792491131

Thursday, December 8, 2011

Sepucuk Surat Dari Bayi Yang Belum Terlahirkan

Halo ma! Apa kabar,? aku baik2 saja, Terima kasih.
Hanya beberapa hari semenjak terbentuk dan sekarang aku dalam perutmu.

Sejujurnya saja aku tak dapat menerangkan betapa bahagianya aku mengetahui bahwa engkau adalah ibuku.

Dan yg membuat aku bangga adalah karena aku terbentuk karena rasa cinta.aku yakin aku akan menjadi bayi hidup yg palin bahagia.



Ma,sebulan tlah berlalu dan aku mulai menyadari bagaimana tubuhku terbentuk.Aku tahu saat ini aku masih belum terbentuk sempurna,tapi tunggu,dan lihatlah aku akan membuatku bangga! Walau merasa bahagia tapi aku merasa ada sesuatu yg salah.!…

Engkau tampak aneh,membuat aku khawatir,tapi aku yakin semuanya baik2 saja.!jgn putus asa.



Ma,sudah 2 bulan telah berlalu,aku telah memiliki tangan yang bisa aku gunakan untuk bermain. Oh..aku sangat bahagia.

Ma….katakanlah apa yg salah.? Mengapa akhir2 ini engkau sering menangis.? Mengapa setiap kale bertemu papa engkau selalu bertengkar.? Apakah kalian sudah tidak menginginkan aku lagi.? Akan aku lakukan semua yg dapat membuatmu menginginkan aku…

Ma..,3 bulan telah berlalu,tapi engkau tetap terlihat sedih. Aku tak tahu apakah yang terjadi,aku sangat bingung.Hari ini kita ke dokter dan dia menjadwalkan pertemuan untukmu besok.Ma,aku tak mengerti mengapa aku merasa sangat baik sedangkan engkau tidak.!

Ma,kita pergi kemanakah.? Apa yang terjadi.? Ma,ini bukanlah waktu yg normal untuk tidur siang,jangan berbaring.Lagipula aku tidak capek,aku masih ingin bermain.!

Ukggghhh.!!! Apa yang dilakukan benda ini dalam rumahku.??? Apakah ini mainan baru.?! Hei,!benda ini menyedot rumahku…

Ma,hentikan mereka,itu adalah tanganku.!!! Tolong..,jangan menyeret aku.! Tidak…jangan memukuli aku,kau melukai ku.?!

Lindungi aku,ma.!!! Tolonglah aku,ma.!!! Tak dapatkah engkau melihat bahwa aku masih kecil,aku tak dapat melindungi diriku sendiri.! Ma,kakiku,mereka merenggutnya keluar.!!!

Beritahu mereka untuk berhenti,aku berjanji akan berhenti menendang mereka jika mereka berhenti. Bagaimana mungkin seorang manusia bisa melakukan ini terhadap diriku.? Oh Ma,aku tak dapat bertahan lagi… To..long aku…..!!!

Tolong janganlah menangis,ingatlah bahwa aku mencintaimu dan aku menanti dirimu dengan tangan terbuka..
Amat mencintaimu !!!!
BAYIMU.



betapa inginnya BAYI itu lahir ke dunia, marilah jangan mekukan aborsi

mari perangi ABORSI !!!
http://www.facebook.com/notes/fenas-aditya/sepucuk-surat-dari-bayi-yang-belum-terlahirkan/413884640792

resapilah :)

lagi-lagi nemu cerita inspirasi di BBM nii :)
lumayan lha,,bisa dibagi di blog :)

KAKEK & NENEK ;
Seorang kakek menyuapi istrinya (sang nenek) yang sedang sakit. Memang sangat menyentuh dan inilah saat paling romantis dalam hidup sepasang manusia.

Apalah arti kata "I Love U" jika hanya sebatas dimulut tanpa tindakan nyata? Saling menjaga, mengasihi dan janji setia tuk seumur hidup hanya dengan seorang pria/wanita sebagai pasangan.

Si Kakek ini seumur hidupnya ia tak pernah mengucapkan I LOVE U dalam bahasa verbal apapun.

Ketika si Lelaki (Kakek itu) melamar si Wanita (si Nenek), hanya ada tiga kata yang diucapkan, yaitu :
"percayalah kepada saya"

Ketika istrinya melahirkan anak perempuan pertama, si Lelaki mengatakan :
"maaf ya sudah menyusahkanmu"

Ketika anak perempuannya menikah, si Istri merasa kehilangan dan si Suami hanya merangkulnya dan mengatakan :
"masih ada saya"

Ketika si Nenek itu sedang sakit parah, ia mengatakan kepadanya :
"saya akan selalu disampingmu"

Ketika si Nenek sakitnya makin parah dan akan meninggal, si Kakek hanya mengatakan kepada istrinya :
"kamu tunggu saya ya"

Seumur hidup ia tidak pernah sekalipun mengucapkan "Aku Cinta Kamu"
Tetapi "CINTA"nya tak pernah meninggalkan dia.
Cintanya diwujudkan dalam hidup keseharianmereka, seumur hidup tindakan dan perbuatannya yang selalu penuh dengan CINTA.

Walaupun sulit menemukan pasangan seperti dongeng ini, tapi percaya pasti ada pasangan-pasangan lain yang demikian kuat rasa cintanya di dunia ini.
Semoga demikian pula untuk semua pasangan yang sudah memutuskan untuk hidup bersama.

Karena dengan kita tlah memutuskan untuk menikahi pasangan kita, maka itu berarti kontrak seumur hidup sudah dimulai termasuk semua konsekuensinya :)

Thursday, September 29, 2011

Buat yang sering bertengkar ama ibu, dibaca deh :)

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya.
Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun.
Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang.
Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan.
Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.
Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?”
” Ya, tetapi, aku tdk membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.
Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi.
Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.
“Adaapa nona?” Tanya si pemilik kedai.
“tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.
“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,…
ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah”
“Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai
Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata
“Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi utukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”
Ana, terhenyak mendengar hal tsb.
“Mengapa aku tdk berpikir ttg hal tsb? Utk semangkuk bakmi dr org yg baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.
Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia mnguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya.
Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg hrs diucapkan kpd ibunya.
Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas.
Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang”
Pada saat itu Ana tdk dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.
Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kpd org lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita.
Tetapi kpd org yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.

Cerita Sedih Seorang Ayah

    SUMPAH! ini cerita sedih banget

    < kalo mw baca, saya sarankan yg lagi mod baca cerita aja
    takut bosan liat tulisan panjang kyk bgini >


    25 tahun yang lalu,
    Inikah nasib? Terlahir sebagai menantu bukan pilihan.
    Tapi aku dan Kania harus tetap menikah. Itu sebabnya kami
    ada di Kantor Catatan Sipil. Wali kami pun wali hakim. Dalam
    tiga puluh menit, prosesi pernikahan kami selesai. Tanpa
    sungkem dan tabur melati atau hidangan istimewa d! an salam
    sejahtera dari kerabat. Tapi aku masih sangat bersyukur
    karena Lukman dan Naila mau hadir menjadi saksi. Umurku
    sudah menginjak seperempat abad dan Kania di bawahku..
    Cita-cita kami sederhana,ingin hidup bahagia.

    22 tahun yang lalu,
    Pekerjaanku tidak begitu elit, tapi cukup untuk biaya makan
    keluargaku. Ya, keluargaku. Karena sekarang aku sudah punya
    momongan. Seorang putri, kunamai ia Kamila. Aku berharap ia
    bisa menjadi perempuan sempurna, maksudku kaya akan budi
    baik hingga dia tampak ! sempurna. Kulitnya masih merah,
    mungkin karena ia baru berumur seminggu. Sayang, dia tak
    dijenguk kakek-neneknya dan aku merasa prihatin. Aku harus
    bisa terima nasib kembali, orangtuaku dan orangtua Kania tak
    mau menerima kami.. Ya sudahlah. Aku tak berhak untuk
    memaksa dan aku tidak membenci mereka. Aku hanya yakin,
    suatu saat nanti, mereka pasti akan berubah.

    19 tahun yang lalu,
    Kamilaku gesit dan lincah. Dia sekarang sedang senang
    berlari-lari, melompat-lompat atau meloncat dari meja ke
    kursi la! lu dari kursi ke lantai kemudian berteriak
    'Horeee, Iya bisa terbang'. Begitulah dia
    memanggil namanya sendiri, Iya. Kembang senyumnya selalu
    merekah seperti mawar di pot halaman rumah. Dan Kania tak
    jarang berteriak, 'Iya sayaaang,' jika sudah
    terdengar suara 'Prang'. Itu artinya, ada yang
    pecah, bisa vas bunga, gelas, piring, atau meja kaca..
    Terakhir cermin rias ibunya yang pecah. Waktu dia melompat
    dari tempat tidur ke lantai, boneka kayu yang dipegangnya
    terpental. Dan dia cuma bilang 'Kenapa semua kaca di
    rumah ini selalu pecah, Ma?'

    18 tahun yang lalu,
    Hari ini Kamila ulang tahun. Aku sengaja pulang lebih awal
    dari pekerjaanku agar bisa membeli hadiah dulu. Kemarin
    lalu dia merengek minta dibelikan bola. Kania tak
    membelikannya karena tak mau anaknya jadi tomboy apalagi
    jadi pemain bola seperti yang sering diucapkannya.
    'Nanti kalau sudah besar, Iya mau jadi pemain
    bola!' tapi aku tidak suka dia menangis terus minta
    bola, makanya kubelikan ia sebuah bola. Paling tidak aku
    bisa punya lawan main setiap sabtu sore. Dan seperti yang
    sudah kuduga, dia bersorak kegirangan waktu kutunjukkan bola
    itu. 'Horee, Iya jadi pemain bola.'

    17 Tahun yang lalu
    Iya, Iya. Bapak kan sudah bilang jangan main bola di jalan.
    Mainnya di rumah aja. Coba kalau ia nurut, Bapak kan tidak
    akan seperti ini. Aku tidak tahu bagaimana Kania bisa tidak
    tahu Iya menyembunyikan bola di tas sekolahnya. Yang aku
    tahu, hari itu hari sabtu dan aku akan menjemputnyanya dari
    sekolah. Kulihat anakku sedang asyik menendang bola
    sepanjang jalan pulang dari sekolah dan ia semakin ketengah
    jalan. Aku berlari menghampirinya, rasa khawatirku
    mengalahkan kehati-hatianku dan 'Iyaaaa'. Sebuah
    truk pasir telak menghantam tubuhku, lindasan ban besarnya
    berhenti di atas dua kakiku. Waktu aku sadar, dua kakiku
    sudah diamputasi. Ya Tuhan, bagaimana ini. Bayang-bayang
    kelam menyelimuti pikiranku, tanpa kaki, bagaimana aku
    bekerja sementara
    pekerjaanku mengantar barang dari perusahaan ke rumah
    konsumen. Kulihat Kania menangis sedih, bibir cuma berkata
    'Coba kalau kamu tak belikan ia bola!'

    15 tahun yang lalu,
    Perekonomianku morat marit setelah kecelakaan. Uang
    pesangon habis untuk ke rumah sakit dan uang tabungan
    menguap jadi asap dapur. Kania mulai banyak mengeluh dan Iya
    mulai banyak dibe! ntak. Aku hanya bisa membelainya. Dan
    bilang kalau Mamanya sedang sakit kepala makanya cepat
    marah. Perabotan rumah yang bisa dijual sudah habis. Dan aku
    tak bisa berkata apa-apa waktu Kania hendak mencari ke luar
    negeri. Dia ingin penghasilan yang lebih besar untuk
    mencukupi kebutuhan Kamila. Diizinkan atau tidak diizinkan
    dia akan tetap pergi. Begitu katanya. Dan akhirnya dia
    memang pergi ke Malaysia .

    13 tahun yang lalu,
    Setahun sejak keper! gian Kania, keuangan rumahku sedikit
    membaik tapi itu hanya setahun. Setelah itu tak terdengar
    kabar lagi. Aku harus mempersiapkan uang untuk Kamila masuk
    SMP. Anakku memang pintar dia loncat satu tahun di SD-nya.
    Dengan segala keprihatinan kupaksakan agar Kamila bisa
    melanjutkan sekolah. aku bekerja serabutan, mengerjakan
    pekerjaan yang bisa kukerjakan dengan dua tanganku. Aku
    miris, menghadapi kenyataan. Menyaksikan anakku yang tumbuh
    remaja dan aku tahu dia ingin menikmati dunianya. Tapi
    keadaanku mengurungnya dalam segala kekurangan. Tapi aku
    harus kuat. Aku harus tabah untuk mengajari Kamila hidup
    tegar.

    10 tahun yang lalu,
    Aku sedih, semua tetangga sering mengejek kecacatanku.
    Dan Kamila hanya sanggup berlari ke dalam rumah lalu
    sembunyi di dalam kamar. Dia sering jadi bulan-bulanan
    hinaan teman sebayanya. Anakku cantik, seperti ibunya.
    'Biar cantik kalo kere ya kelaut aje.' Mungkin
    itu kata-kata yang sering kudengar. Tapi anakku memang sabar
    dia tidak marah walau tak urung menangis juga.
    'Sabar ya, Nak!' hiburku.
    'Pak, Iya pake jilbab aja ya, biar tidak
    diganggu!' pintanya padaku. Dan aku menangis. Anakku
    maafkan bapakmu, hanya itu suara yang sanggup kupendam dalam
    hatiku. Sejak hari itu, anakku tak pernah lepas dari
    kerudungnya. Dan aku bahagia. Anakku, ternyata kamu sudah
    semakin dewasa. Dia selalu tersenyum padaku. Dia tidak
    pernah menunjukkan
    kekecewaannya padaku karena sekolahnya hanya terlambat di
    bangku SMP.!

    7 tahun yang lalu,
    Aku merenung seharian. Ingatanku tentang Kania, istriku,
    kembali menemui pikiranku. Sudah bertahun-tahun tak kudengar
    kabarnya. Aku tak mungkin bohong pada diriku sendiri, jika
    aku masih menyimpan rindu untuknya. Dan itu pula yang
    membuat aku takut. Semalam Kamila bilang dia ingin menjadi
    TKI ke Malaysia . Sulit baginya mencari pekerjaan di sini
    yang cuma lulusan SMP.. Haruskah aku melepasnya karena
    alasan ekonomi. Dia bilang aku sudah tua, tenagaku mulai
    habis dan dia ingin agar aku beristirahat. Dia berjanji akan
    rajin mengirimi aku uang dan menabung untuk modal. Setelah
    itu dia akan pulang, menemaniku kembali dan membuka usaha
    kecil-kecilan. Seperti waktu lalu, kali ini pun aku tak
    kuasa untuk menghalanginya. Aku hanya berdoa agar Kamilaku
    baik-baik saja.

    4 tahun lalu,
    Kamila tak pernah telat ! mengirimi aku uang. Hampir tiga
    tahun dia di sana . Dia bekerja sebagai seorang pelayan di
    rumah seorang nyonya. Tapi Kamila tidak suka dengan
    laki-laki yang disebutnya datuk. Matanya tak pernah siratkan
    sinar baik. Dia juga dikenal suka perempuan. Dan nyonya itu
    adalah istri mudanya yang keempat. Dia bilang dia sudah
    ingin pulang. Karena akhir-akhir ini dia sering diganggu.
    Lebaran tahun ini dia akan berhenti bekerja. Itu yang kubaca
    dari suratnya. Aku senang mengetahui itu dan selalu menunggu
    hingga masa itu tiba. Kamila bilang, aku jangan pernah lupa
    salat dan kalau kondisiku sedang baik usahakan untuk salat
    tahajjud. Tak perlu memaksakan untuk puasa sunnah yang pasti
    setiap bulan Ramadhan aku harus berusaha sebisa mungkin
    untuk kuat hingga beduk manghrib berbunyi. Kini anakku lebih
    pandai menasihati daripada aku. Dan aku bangga.

    3 tahun 6 bulan yang lalu,
    Inikah badai? Aku mendapat surat dari kepolisian
    pemerintahan Malaysia , kabarnya anakku ditahan. Dan dia
    diancam hukuman mati, karena dia terbukti membunuh suami
    majikannya. Sesak dadaku mendapat kabar ini. Aku menangis,
    aku tak percaya. Kamilaku yang lemah lembut tak mungkin
    membunuh. Lagipula kenapa dia harus membunuh. Aku meminta
    bantuan hukum dari Indonesia untuk menyelamatkan anakku dari
    maut. Hampir setahun aku gelisah menunggu kasus anakku
    selesai. Tenaga tuaku terkuras dan airmataku habis. Aku
    hanya bisa memohon agar anakku tidak dihukum mati andai dia
    memang bersalah.

    2 tahun 6 bulan yang lalu,
    Akhirnya putusan itu jatuh juga, anakku terbukti bersalah.
    Dan dia harus menjalani ! hukuman gantung sebagai
    balasannya. Aku tidak bisa apa-apa selain menangis
    sejadinya. Andai aku tak izinkan dia pergi apakah nasibnya
    tak akan seburuk ini? Andai aku tak belikan ia bola apakah
    keadaanku pasti lebih baik? Aku kini benar-benar sendiri.
    Wahai Allah kuatkan aku.

    Atas permintaan anakku aku dijemput terbang ke Malaysia .
    Anakku ingin aku ada di sisinya disaat terakhirnya.
    Lihatlah, dia kurus sekali. Dua matanya sembab dan bengkak.
    Ingin rasanya aku berlari tapi apa daya kakiku tak ada.. Aku
    masuk ke dalam ruangan pertemuan itu, dia berhambur ke
    arahku, memelukku erat, seakan tak ingin melepaskan aku.

    'Bapak, Iya Takut!' aku memeluknya lebih erat
    lagi. Andai bisa ditukar, aku ingin menggantikannya.
    'Kenapa, Ya, kenapa kamu membunuhnya sayang?'
    'Lelaki tua itu ingin Iya tidur dengannya, Pak. Iya
    tidak mau. Iya dipukulnya. Iya takut, Iya dorong dan dia
    jatuh dari jendela kamar. Dan dia mati. Iya tidak salah kan
    , Pak!' Aku perih mendengar itu. Aku iba dengan nasib
    anakku. Masa mudanya hilang begitu saja. Tapi aku bisa
    apa, istri keempat lelaki tua itu menuntut agar anakku
    dihukum mati. Dia kaya dan lelaki itu juga orang terhormat.
    Aku sudah berusaha untuk memohon keringanan bagi anakku,
    tapi menemuiku pun ia tidak mau. Sia-sia aku tinggal di
    Malaysia selama enam bulan untuk memohon hukuman pada wanita
    itu.

    2 tahun yang lalu,
    Hari ini, anakku akan dihukum gantung. Dan wanita itu akan
    hadir melihatnya. Aku mendengar dari petugas jika dia sudah
    datang dan ada di belakangku. Tapi aku tak ingin melihatnya.
    Aku melihat isyarat tangan dari hakim di sana . Petugas itu
    membuka papan yang diinjak anakku. Dan 'blass'
    Kamilaku kini tergantung. Aku tak bisa lagi menangis.
    Setelah yakin suda! h mati, jenazah anakku diturunkan
    mereka, aku mendengar langkah kaki menuju jenazah anakku.
    Dia menyibak kain penutupnya dan tersenyum sinis. Aku
    mendongakkan kepalaku, dan dengan mataku yang samar oleh air
    mata aku melihat garis wajah yang kukenal.
    'Kania?'
    'Mas Har, kau ... !'
    'Kau ... kau bunuh anakmu sendiri, Kania!'
    'Iya? Dia..dia . Iya?' serunya getir menunjuk
    jenazah anakku.
    'Ya, dia Iya kita. Iya yang ingin jadi pemain bola
    jika sudah besar.'
    'Tidak ... tidaaak ... ' Kania berlari ke arah
    jenazah anakku. Diguncang tubuh kaku itu sambil menjerit
    histeris. Seorang petugas menghampiri Kania dan memberikan
    secarik kertas yang tergenggam di tangannya waktu dia
    diturunkan dari tiang gantungan. Bunyinya 'Terima kasih
    Mama.' Aku baru sadar, kalau dari dulu Kamila sudah
    tahu wanita itu ibunya.

    Setahun lalu,
    Sejak saat itu istriku gila. Tapi apakah dia masih istriku.
    Yang aku tahu, aku belum pernah menceraikannya. Terakhir
    kudengar kabarnya dia mati bunuh diri. Dia ingin dikuburkan
    di samping kuburan anakku, Kamila. Kata pembantu yang
    mengantarkan
    jenazahnya padaku, dia sering berteriak, 'Iya
    sayaaang, apalagi yang pecah, Nak.' Kamu tahu Kania,
    kali ini yang pecah adalah hatiku.

    Sumber : TRUE STORY


Sumber: Cerita sedih seorang ayah - IndoForum http://www.indoforum.org/t70472/#ixzz1ZLh4Ans9

Sepenggal Cerita Tentang Sahabat

Sahabat….
suatu hari kamu dan temanmu sedang bertengkar,dan itu membuatmu memutuskan untuk
tidak mau lagì bersahabat dgnya.esok harinya dia tersenyum padamu.Namun sebaliknya kamu mencibir dan meninggalkannya.dia menceritakan tentang kebaikanmu kpd kawan2nya.sedangkan,kamu menyebarkan kabar angin tentangnya.dia mencoba mendekatimu & menegurmu tapi kamu balas dg sikap sinis & ta peduli.dia pun memenuhi diarynya dg kenangan manis bersamamu.tapi kamu menulis saat2 buruk yg kau ingat bersamanya.


Jauh di sudut hatimu kau menyayanginya.
Namun di hatimu sudah penuh dg kebencian.
keesokan harinya kau menerima sepucuk surat darinya
. . . . . . .

Sahabat,
aku sudah mencoba menjelaskan tentang permasalahan itu.tapi kau ta memberi peluang untuk bicara.ku mencoba tersenyum padamu tapi,kau
menyambutnya dg kebencian.
sekarang, keadaanku terlalu lemah & ta berdaya.aku tulis surat ini di ‘rumah sakit’
aku sudah tidak punya waktu!
aku minta maaf atas segala perselisihan yg tjd diantara qt.
kau sahabat terbaikku,aku kan slalu menempatkanmu di hatiku….
salam sayang
setelah membaca surat itu kamu pun langsung berlari ke RS tuk minta maaf pdnya.Namun sayang semuanya sdh terlambat,Allah SWT sudah memanggilnya…
di sana hanya ada keluarga & seorang ibu yg menangis berlutut seraya memohon supaya allah mengembalikan anaknya,,,

Nah itulah yg namanya persahabatan kadang ada senang n sedihnya.ada perselisihan n pertengkaran mewarnai persahabatan.
dan kadang ‘KITA’ perlu meminta maaf.
jangan menunggu orang lain yg melakukannya 「minta maaf」.
sebab siapapun di dunia ini ta pernah tau akan apa yg akan terjadi esok hari….!
taken from ”mutiara”

Terpanah baca cerita ini, buat seseorang yang disana..
Maafkan aku telah menyakiti hatimu,sesungguhnya tiada manusia yang luput dari kesalahan.
Aku bersungguh-sungguh minta maaf padamu, semoga engkau mau mengerti :))

Curhatan Lelaki (Hey Wanita, bacalah ini part 2)

Dan Kami Laki-laki Pun Sebenarnya Tau

(cuma ingin berbagi tentang perasaannya lelaki, hehe)

 Kami tahu, kalian para wanita sungguh sebenarnya menghargai usaha yang kami lakukan. dan yang kalian harus tau, kami selalu bersungguh-sungguh untuk orang yang kami sayangi! hanya saja kami butuh kalian tersenyum ketika kami merasa lelah, hampir putus asa, dan sungguh kami akan kembali mngerjakan itu untuk kalian. semua! hanya karena kalian...

dan ya! kami pun tahu. bahwa ketika kalian hanya diam dan meperlihatkan bahwa kalian bosan, kalian ingin kami tetap sabar. tapi kami tidak mau terlihat tidak bisa mengerti kalian dengan mengajukan pertanyaan "jadi maunya gimana?". kami akan diam sesaat, dan berpikir apa yang bisa membuat senyum kalian kembali lagi? karena senyum kalian yang menghidupkan hidup kami, sungguh! semua hanya karena kalian.


Kami sebenarnya pun tahu. bahwa kalian senang jika kami menulis kata-kata romantis seperti di film2 korea yang kalian tonton. kalian berangan-angan bahwa hal yang terjadi di film itu terjadi dalam kehidupan kalian? (*ya kan?). tapi justru karena kalian sering mengangan-angankan hal itu, kami tidak melakukan itu untuk kalian, kami berpikir keras, memutar otak menyiapkan kejutan yang bahkan tidak terpikir di angan2 kalian, untuk melihat kalian tersenyum, sungguh! semua hanya karena kalian..


 Kami pun tau, kalian menerima kami di samping kalian bukan semata2 kami tampan. ketika kalian mengidolakan seseorang yang tampan maka kami akan memasang tampang tidak peduli, dan mencoba mengalihkan pembicaraan, bukan kami tidak peduli, sebenarnya kami cukup muak dengan cara kalian menyanjung lelaki yang bahkan mengenal kalian saja tidak, tapi kami harus menjadi pemimpin yang baik untuk kalian. dan menjadikan kami bersikap lebih bijaksana di depan kalian. sungguh! semua itu hanya karena kalian..


 Kami cukup mengerti bahwa kalian menghargai setiap usaha yang kami lakukan untuk membantu kalian mengerjakan tugas kalian, ketika kalian mengatakan dalam kesulitan, sungguh kami akan berusaha sebisa kami untuk membantu kalian. dan ketika kami datang kerumah kalian dengan makanan, tanpa tugas yang kalian butuhkan, artinya kami tidak mendapatkan apa yang kalian cari dan yang ada dipikiran kami saat itu hanyalah bahwa usaha terakhir yang dapat kami lakukan hanya menemani kalian! hingga tugas itu selesai, meyakinkan bahwa kalian tidak lupa untuk mengisi perut kalian, kami sungguh khawatir pada k esehatan kalian.. sungguh,semua itu hanya karena kalian..


Kami pun tau kalian menilai kami minus ketika tau kami merokok, dan ketika itu juga kami berusaha menghilangkan kebiasaan kami. ketika kami tidak berhasil, maka kami akan berusaha menguranginya. menghilangkan kebiasaan itu sedikit demi sedikit. namun ketika tidak berhasil juga maka kami tidak akan merokok di depan kalian. namun, ketika kalian trus menekan kami, maka dengan sangat terpaksa kami akan berbohong pada kalian, walaupun kami tau hal itu salah, namun itu kami lakukan hanya untuk membuat kalian nyaman di samping kami. sungguh, semua itu hanya karena kalian..


 Kami tau, kalian kesal ketika kami mengacuhkan kalian hanya untuk bermain game bersama teman2 kami. tapi ketika itu, ketika ada sedikit waktu, kami mencari handphone kami dan menanyakan kabar kalian, karena kami ingin mengetahui kabar kalian. dan tahukah kalian? sebelum kami bermain game itu, kami membicarakan pasangan kami masing-masing, membanggakan bahwa kami memiliki pasangan terbaik di dunia! atau membicarakan masalah-masalah yang timbul pada hubungan kami, dan masing-masing akan memberikan sarannya untuk menyelesaikan masalah kita, itu kami lakukan hanya karena kami ingin mendengarkan pendapat orang yang dekat dengan kami mengenai keputusan yang akan kami buat. kadang memang kami mematikan handphone kami, namun ketika kami mengetahui kalian menelpon atau membaca sms dari kalian, maka kami akan meletakkan game itu dan berlari ke pojok kamar menelepon kalian. tidak peduli teman2 kami bersorak sorak menggoda kami, sungguh, semua itu hanya karena kalian..


Kami pun sadar, kami bukan bayi yang harus kalian ingatkan untuk sembahyang, atau makan. kadang kami akan bersikap tak peduli. namun ketika kami membaca sms kalian atau mendengarkan suara kalian ketika mengingatkan kami untuk makan, maka pada saat itu kami pasti tersenyum dan berterima kasih (walaupun tidak kami ucapkan), dan ketika kami membalas dengan kata-kata "iya, kamu juga ya..", maka kami benar2 tulus mengatakannya... sungguh, semua itu hanya karena kalian...


 Ketika kami acuh pada kalian, maka pada saat yang sama kami sedang menyiapkan kejutan untuk kalian. dan ketika kami memberikan barang milik kami pada kalian waktu mengantarkan kalian hingga pintu dan pamit pada orang tua kalian, maka kalian harus tau bahwa barang itu adalah barang yang berharga untuk kami. (walaupun barang itu terlihat biasa untuk kalian) tolong tersenyumlah untuk kami, karena senyum itu yang menghidupkan hidup kami! sungguh, semua itu hanya karena kalian..


Dan ketika kalian bersedih, lalu kami melakukan hal-hal konyol, melontarkan lelucon-lelucon yang mungkin tidak lucu. maka kami sungguh tidak bermaksud memperkeruh suasana, kami ingin melihat kalian kembali tersenyum. hanya itu. dan ketika kalian melihat kami dengan pandangan tidak suka, maka ketika itu kami sungguh merasa bersalah. jalan terakhir yang akan kami lakukan adalah meminta maaf. berharap itu dapat sedikit mengurangi beban kalian. sungguh, semua itu hanya karena kalian..



 Sejujurnya kami tidak menyukai pujaan hati kami menangis. sungguh itu membuat kami bingung setengah mati! maka tolong jangan salahkan kami, ketika kami meminta kalian berhenti menangis. namun kami pasti akan mendengarkan apa yang kalian ucapkan dalam tangis kalian, dan percayalah, kami akan tetap disamping kalian walaupun kalian menangis hingga tertidur di depan kami. maka, kami akan membawa kalian masuk kerumah dan pamit pulang pada ayah ibu kalian. dan tunggulah, maka kami akan menelepon kalian keesokan harinya untuk menanyakan kabar kalian. atau datang ke rumah membawakan coklat untuk melihat senyum kalian lagi. sungguh, itu hanya karena kalian..


Bagi kami, kalian tetap yang tercantik! ketika kalian bertanya mengenai berat badan kalian yang naik? atau baju kalian yang mulai tidak cukup? maka dalam hati kami tertawa. namun yang keluar dari mulut kami hanya senyuman. kami akan berkata tidak, bukan untuk membohongi kalian, tapi karena di mata kami kalian tetap paling indah!! karena kami sebenarnya tidak mencari malaikat yang tanpa cela, atau bidadari yang paling cantik sedunia, kami mempunyai peri kecil yang selalu ada di samping kami. ya! itu adalah kalian.. mengertilah, sungguh, itu hanya karena kalian..



Ketika kalian berkata baik2 saja, maka kami akan tersenyum dan berkata, "ok, kalo ada apa2 bilang ya". karena kami tidak ingin memaksa kalian mengatakan sesuatu yang tidak ingin kalian katakan pada kami, dan tanpa kalian minta kami akan bertanya pada sahabat kalian apakah kalian benar2 baik2 saja? jika sahabat kalian tidak mau menceritakannya maka kami tidak akan mencari tau lagi. karena kami berharap kalian cukup mempercayai kami untuk menceritakan semuanya.. bukan karena kami memaksa kalian, sungguh, itu semua hanya karena kalian....



Dan ketika kalian membutuhkan kami, yakinlah bahwa kami akan selalu ada untuk kalian. ketika kalian mengatakan "tidak usah" pun, kami akan selalu ada di samping kalian. karena kalian adalah orang yang kami sayangi, percayalah..!! sungguh, semua ini hanya karena kalian..  Jika kami sudah memilih kalian, maka yakinlah, kalian adalah peri kecil kami, setidaknya itu yang kami pikirkan saat itu...


Ketika kalian (mungkin tanpa kalian sadari) menyakiti hati kami dan meninggalkan kami, kami mungkin akan marah. tapi itu hanya sesaat, dan yang kalian harus tahu, ketika kami benar2 telah memilih kalian untuk menemani kami, maka walaupun hubungan itu berakhir, separuh ruangan hati kami sudah kalian tulis menjadi ruangan kalian, maka ketika kami mempunyai kekasih yang lain, maka mereka hanya akan mengisi ruang di sisi yang lain, datang, dan pergi pada sisi itu. ruangan kalian akan tetap kosong untuk kalian, ketika kalian kembali untuk kami.


 Tapi tolong, jangan khianati kami dengan lelaki yang lain! karena itu akan sangat menyakitkan untuk kami! Dan maaf, kami mungkin akan meninggalkan kalian selamanya..... 


Hey Wanita, bacalah ini

Karya: Kendrick Sumolang

Aku coba merenung, kenapa beberapa bahkan mungkin banyak teman-teman wanitaku atau lebih tepatnya para wanita belum menemukan seorang pria yang bakal menjadi pasangan hidupnya. Padahal setahuku, bagaimanapun minusnya seorang wanita (kalau ia menganggap dirinya demikian), paling tidak pernah satu kali di”tembak” pria, dengan kalimat ini, “Aku menyukaimu” atau “Bersediakah engkau menjalani hubungan yang lebih serius denganku?”. Kenapa aku bisa begitu yakin? Mari aku ceritakan…


Selama 5 tahun lebih aku bekerja di sebuah rumah produksi yang menayangkan acara Solusi di salah satu stasiun televisi swasta itu, banyak kisah mirip cinderella yang aku temukan. Ini benar2 nyata. So real..!! Bukan sinetron, bukan film. Sebut saja Maria Beatrix, gadis yang pernah dijuluki “si buruk rupa” dengan bentuk tangan dan kaki yang sama sekali tidak sempurna, menggunakan kursi roda, namun menemukan “pangeran” yang baik hati berdarah Inggris. Pria ini begitu setia mendampinginya bahkan berhasil mengajarnya berenang. Hari ini mungkin mereka sudah menikah.


Ada juga Indrawati, manusia terpendek Indonesia yang pernah masuk MURI karena bisa melahirkan dengan normal. Kalau melihat bentuk fisiknya, sangat tidak sempurna, namun menemukan seorang suami dari kalangan terhormat dan sangat mencintainya dengan sepenuh hati. Di Bandung, kami juga memiliki narasumber si pelukis Patricia Saerang. Seorang yang melukis dengan kaki atau mulutnya karena tidak memiliki tangan. Namun menemukan pria berdarah Eropa yang sangat mencintainya. Hari ini mereka sudah menikah dan hidup bahagia.


Jadi kalau mau banding-bandingan dengan wanita-wanita yang aku sebutkan di atas, bagaimana mungkin kalau teman-teman wanitaku itu belum bisa menemukan “sang pangeran cinta”? Bulsyeetttt !!! Kalau mau banding-bandingan, teman-teman wanitaku itu tergolong wanita yang cantik, dengan fisik nyaris sempurna dan memiliki pekerjaan yang bagus.


Setelah aku analisa, inilah inti permasalahannya :


Ternyata banyak wanita tidak tahu kuncinya. Untuk membuka baut ukuran 12, kita harus menggunakan kunci ring atau kunci pas dengan ukuran yang sama, 12. Sebut saja hal apalagi yang lain sebagai perumpamaan. Dari zaman Adam dan Hawa sampai sekarang, wanita memang didesain untuk tidak memulai terlebih dahulu dalam hal “CINTA”. Ekstrimnya, wanita dilarang jatuh cinta terlebih dahulu dan mengejar-ngejar pria. Karena wanita memang tidak didesain untuk itu. Perihal ada budaya di daerah tertentu dimana pria dilamar oleh wanita, aku tidak berminat membahasnya. Dan sampai hari ini aku masih menganggapnya sebuah keanehan. Aneh!!! Namun aku menghormatinya.


Aku suka kata-kata ini : Cowok menang milih, cewek menang nolak !!!



Kedengerannya win-win solution. Ya.. bisa dibilang begitu. Cowok memang bisa memilih wanita mana saja yang dia suka. Cowok bisa saja jatuh cinta dengan wanita mana saja yang hatinya memang “jatuh”. Toh,sampai hari ini jumlah cewek di dunia jauhhhhhh lebih banyak dari cowok. Di Batam, para wanita bahkan sering bertengkar memperebutkan pria, karena komposisi wanita dan pria di kota ini memang sangat tidak seimbang. Jumlah wanitanya jauhhhh lebih banyak dari pria.


Cowok kalau nembak cewek ditolak, respon selanjutnya ada dua, pertama: mencoba lagi untuk kedua, ketiga, atau kesekian kalinya atau kedua: melanjutkan dan berkelana mencari yang lain lagi. Toh, jumlah wanita jauhhhh lebih banyak dari pria. Dan harga diri seorang pria tidak akan turun dan tercabik-cabik hanya karena cintanya ditolak. Karena pria seorang pejuang sejati, dia pasti akan mencoba dan mencoba lagi sampai dapat.“Emang cewek elo doang??”. Pikiran seperti itu kadang ada di sana.


Tetapi kalau wanita begitu agresif terhadap pria, lalu kemudian ditolak hehe.. Jawab sendiri kata yang tepat untuk itu.


Pria dan wanita sama-sama didesain untuk menjadi pemenang. Menang!! Cowok menang milih, cewek menang nolak. Masalahnya sekarang banyak wanita yang mencoba untuk merubahnya menjadi: Cewek menang milih. Jadi kalau cewek menang milih,, maka berarti cowok menang nolak!!!



Bagi para cowok, kalau ditolak adalah hal yang biasa. Memang sedih untuk sesaat, tapi tidak untuk meratapinya. Lagipula cowok didesain lebih banyak “bermain” pikiran, daripada perasaan. Masalahnya, apakah para cewek siap kalau ditolak cowok setelah “menang” milih cowok yang mana aja???


Untuk menjawab pertanyaan ini, aku mau membagikan hal ini kepada para wanita, khususnya:


Paling tidak ada dua wanita yang paling dekat denganku, yang aku ketahui sangat bahagia. Pertama, adalah ibuku sendiri. Ibuku melepaskan masa gadisnya ketika usia 23 tahun, dilamar ayahku, seorang pria tampan berumur 32 tahun dengan tubuh proporsional. Ketika pertama kali bertemu ibuku, ayahku benar-benar jatuh cinta kepadanya. Padahal saat itu, seorang wanita sedang tergila-gila kepadanya dan menjadi begitu agresif. Ia ingin memiliki ayahku. Tetapi sebenarnya pria tidak bisa berdusta, dan jarang berpura-pura. Ayahku tidak mencintainya. Namun wanita itu memaksanya. Ayahku pria sejati yang harus selalu memulai dan tidak bisa didahului seperti itu. Kepada ibukulah, ayahku jatuh cinta. Mereka menikah pada tahun 1978. Ayahku berkali-kali jatuh cinta pada wanita yang sama, yaitu ibuku. Usia pernikahan mereka sudah 29 tahun dan perkawinan mereka bertambah kuat dari hari ke hari. Aku pikir, ibuku adalah wanita yang paling bahagia di bumi ini karena dia tahu kuncinya. Dia dicintai dan diperlakukan bak ratu.


Kemudian yang kedua, saudaraku satu-satunya. Adik perempuanku yang manis itu. Di usianya yang 26tahun seorang pria yang sangat mencintainya dan telah setia menunggunya selama 6 tahun menyatakan keinginannya untuk menghabiskan waktunya nanti bersamanya. Meskipun enam tahun lalu, adikku tidak meresponinya, namun akhirnya dia luluh juga. Kali ini adikku tahu kuncinya, bahwa wanita di desain untuk DICINTAI dan bukan memulai untuk mencintai. Sebelumnya aku tahu adikku berharap dapat menjalani hubungan dengan seorang pria gagah dari angkatan laut. Namun pria itu ternyata tidak sepenuh hati mencintainya. Ia sadar, bahwa ia harus melupakan pria itu dan memberi kesempatan untuk yang lain. Hari ini adikku diperlakukan bak ratu oleh kekasihnya. Begitu dicintai, dilindungi, diperhatikan dan hubungan mereka semakin menunjukkan kualitas yang semakin baik dari hari ke hari. Aku pikir, adikku wanita yang paling bahagia saat ini. Karena seorang pria datang kepadanya dan mencintainya dengan sepenuh hati dan sepenuh jiwa.



Sebaliknya, aku menemukan ada wanita yang memulai terlebih dahulu, begitu agresif dan sangat mencintai seorang pria dan akhirnya memang mendapatkannya dan bahkan menikah dengannya. Namun sayang, sesungguhnya dia tidak pernah mendapatkan cinta dari suaminya. Karena suaminya punya cinta yang lain. Dan wanita itu harus membayar harganya. Sangat mahal. Ia harus berkorban selama perkawinannya berlangsung. Ia harus berkorban materi yang terus-menerus dan yang paling menyedihkan selalu korban perasaan. Padahal bukankah seharusnya suaminya yang memenuhi kebutuhan materinya? Muka mereka menjadi begitu kusut dan tubuh mereka menjadi begitu kering. Karena tidak “disirami” cinta suaminya. Karena sekali lagi, suaminya punya cinta yang lain.



Para wanita, daripada engkau mencintai pria yang tidak mencintaimu, atau hanya sekedar pura-pura mencintaimu, mengapa engkau tidak belajar mencintai pria yang sangat mencintaimu dan memperlakukanmu dengan begitu berharga? Mungkin awalnya engkau tidak menyukainya. Namun jika mengingat bahwa ia begitu mencintaimu, mengapa wanita tidak mencoba untuk BELAJAR mencintainya dan memberi kesempatan.



Percayalah bahwa dalam kamus pria tidak ada istilah BELAJAR mencintai. Mau wanita yang ditujunya seperti apa, mau gemuk, mau pendek, mau rada tulalit, percayalah bahwa pria adalah makhluk yang jatuh cinta, bukan belajar untuk mencintai. Tetapi, wanita bisa BELAJAR mencintai. Tatkala melihat kegigihan seorang pria yang tidak pernah berhenti menaklukan hatinya, tatkala melihat pengorbanan, perhatian dan kasih sayang yang diberikam, aku mendengar banyak kesaksian akhirnya wanita menyerah.



Berdasarkan apa yang aku lihat, bahkan aku mengadakan riset untuk hal ini, wanita yang bijak adalah wanita yang jatuh cinta dengan pria yang terlebih dahulu jatuh cinta kepadanya. Bukan jatuh cinta dengan pria yang berpura-pura jatuh cinta kepadanya.


Bagi pria, anda dilarang untuk berpura-pura jatuh cinta. Karena setelah engkau menjalaninya, lama-lama pura-pura itu akan hilang dan engkau pasti akan berkelana mencari cinta yang lain. Bukan yang pura-pura. Karena bagaimanapun engkau tidak bisa membohongi dirimu sendiri.



Kalau aku mencoba untuk pura-pura mencintai wanita yang pernah sangat mencintaku, mungkin hari ini aku sudah memiliki anak dengannya dan sudah menjadi orang kaya secara materi. Tapi aku pasti membuatnya menderita karena kepura-puraan itu. Aku akan berkelana mencari cinta yang lain. Dan itu sangat menyakitkan. Karena hubungan itu sudah sampai pada pernikahan, mau tidak mau kita harus tetap meneruskannya, kalau tidak mau anak-anak yang menjadi korban perceraian. Namun harganya terlalu mahal untuk dibayar. Para pria tidak dibenarkan menjadi begitu bejat untuk memanfaatkan uang, fasilitas, dan materi yang diberikan oleh wanita yang mencintainya, dengan harapan bisa mendapatkan cinta sang pria. Itu pria yang licik dan pengecut.


Untuk para wanita, mungkin kalian gelisah di usia yang hampir menginjak kepala tiga belum menemukan pasangan sejati. Mungkin ia sudah datang, tapi Anda menolaknya. Karena anda memang di desain “menang nolak”. Tetapi mungkin saja anda lupa kuncinya. Kuncinya adalah anda sebaiknya jangan memulai terlebih dahulu dan kalau sulit menjangkaunya, anda menjadi begitu agresif. Anda harus tahu bahwa anda didesain untuk dicintai dan diperlakukan bak ratu. Bukan menjadi seorang yang mengejar-ngejar pria.


Berulang kali kukatakan kepada teman-teman wanitaku, “Kalau ada seorang pria yang datang kepada kalian dan menyatakan cintanya, berpikirlah dua kali untuk menolaknya.” Jangan sampai anda menyesal di kemudian hari. Aku tidak menyarankan kalian untuk terburu-buru menjawab. “Ya”. Aku hanya mengatakan, “Berpikir dua kali terlebih dahulu untuk menolaknya.” Siapa tahu, ini cinta sejatimu?


Wanita, anda begitu berharga. Ciptaan terindah. Anda ditentukan untuk begitu dicintai, dikagumi, dilindungi, dikasihi, diperhatikan, diayomi dan aku tidak tahu harus menyebutnya apa lagi… Kalian ditentukan untuk diperlakukan bak ratu setiap hari.



Karena manusia ditentukan untuk hidup berpasang-pasangan, hai para wanita, bersiap-siaplah seorang pangeran cinta datang padamu, menyatakan betapa ia ingin menghabiskan waktunya bersamamu, dan memberikan seluruh cintanya kepadamu. Namun, ketika pangeran cinta itu datang, apakah engkau akan langsung menolaknya? Atau “berpikir dua kali untuk berkata “tidak”, karena siapa tahu orang ini yang akan memperlakukanmu bak ratu. Tidak peduli bentuk fisikmu, tidak peduli tingkat pendidikanmu bahkan tidak peduli masa lalumu. Ia akan datang dengan kata-kata ini “Aku mencintaimu walaupun…”

jangan menunda-nunda untuk mengatakan cinta karena kita tak akan tahu kapan ia pergi

ini adalah sepenggal cerita yang gak sengaja aku dapet dari broadcast message BBM dari seorang teman.

Sepasang suami istri muda hendak merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke tiga.

Istri : "Ayah, bunda ingin sekali merayakan pernikahan kita ini. Kita bertemu ditempat pertama kali kita bertemu dulu ya"
Suami : "Baiklah, nanti setelah aku membereskan pekerjaanku dahulu ya."
Istri : "Sekarang ayah, kamu lebih memilih pekerjaanmu dibanding aku" (sambil mencoba menahan kekecewaannya)
Suami : "Jangan khawatir, aku akan segera kesana. ok"
Istri : "Ok, aku akan menunggumu."

Jam demi jam berlalu, teman bisnis sang suami datang lebih banyak dan mereka terlalu asyik berbisnis hingga lupa waktu.

Pukul 9 malam
Sang suami melihat kearah handphonenya ketika itu ada empat pesan dan sepuluh misscalls.
Dia lantas mematikan handphonenya seolah-olah handphone tersebut sedang lowbatt

Pukul 1dini hari
Suami itu pulang dan melihat Ibunya diluar rumah, menunggunya dengan panik.

Ibu : "Nak, tadi ada seseorang menelepon, tas istrimu dijambret diperjalanan pulang. Dia berusaha melawan dan terjatuh dari motor. Seketika itu mobil melaju kencang dan menabraknya hingga Ia tewas ditempat."
Suami : "Jangan bercanda bu" (lalu Ia tersadar dan segera menghidupkan lagi handphonenya dan membuka pesan dari Istrinya)

Pukul 9malam
"Ayah kamu dimana?"

Pukul 10malam
"Ayah, aku sendirian disini. Sudah lama nunggu kamu"

Pukul 11.30malam
"Ayah, kenapa handphonemu mati?"

Pukul 11.45malam
"Ayah, ada sekumpulan pria mengikutiku. Aku takut, kamu dimana?"

Pukul 12malam
"Happy Anniversary Ayah, aku hanya cinta padamu. Aku hanya mau mengucapkan secara langsung, tapi sepertinya aku tidak bisa bertemu denganmu hari ini. Selamat malam Ayah, semoga kamu baik-baik saja sampai dirumah.I LOVE YOU and EVERYDAY LOVE YOU

Jadi... ada sedikit pelajaran yang bisa kita petik dari cerita tadi.
Jangan pernah ragu dan menunda-nunda mengatakan cinta kepada orang yang kita kasihi karena kita tidak akan pernah tahu berapa sisa waktu yang kita lalui bersama dirinya :)

Be wise teman :)

Saturday, May 7, 2011

Terry - Harusnya Kau Pilih Aku

kekasihmu tak mencintai dirimu sepenuh hati
dia selalu pergi meninggalkan kau sendiri
mengapa kau mempertahankan cinta pedih menyakitkan
kau masih saja membutuhkan dia, membutuhkan dia

kau harusnya memilih aku
yang lebih mampu menyayangimu, berada di sampingmu
kau harusnya memilih aku
tinggalkan dia, lupakan dia, datanglah kepadaku

kau tak pantas tuk disakiti
kau pantas tuk dicintai
bodohnya dia yang meninggalkanmu (meninggalkanmu)
demi cinta yang tak pasti ooow

kau harusnya memilih aku
yang lebih mampu menyayangimu, berada di sampingmu
kau harusnya memilih aku
tinggalkan dia, lupakan dia, datanglah kepadaku

kau harusnya memilih aku
yang lebih mampu menyayangimu, berada di sampingmu
kau harusnya memilih aku
tinggalkan dia, lupakan dia, datanglah kepadaku

kau harusnya memilih aku
yang lebih mampu menyayangimu, berada di sampingmu
kau harusnya memilih aku
tinggalkan dia, lupakan dia, datanglah kepadaku

Wednesday, May 4, 2011

aku mencintaimu, suamiku

Cerita ini adalah kisah nyata… dimana perjalanan hidup ini ditulis oleh seorang istri dalam sebuah laptopnya.

Bacalah, semoga kisah nyata ini menjadi pelajaran bagi kita semua.
***
Cinta itu butuh kesabaran…
Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita???
Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita..
Aku menjadi perempuan yg paling bahagia…..
Pernikahan kami sederhana namun meriah…..
Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu.
Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula.
Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya.
Kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu..
Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci….
Aku sangat bahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku… sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku.
Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah dengannya.
***
Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil (bayi) di tengah keharmonisan rumah tangga kami.
Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk mendapatkan penerus generasi baginya.
Alhamdulillah saat itu suamiku mendukungku…
Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan-NYA.
Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu & adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi hal itu dari suamiku…
Didepan suami ku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi dibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka…
Pernah suatu ketika satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda itu.
Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninya siang & malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukan aktivitas sosial ku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan.
Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat di dalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman suamiku, dan disaat itu juga.. aku melihat ada seorang wanita yang sangat akrab mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur suamiku.
Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di hadapannya.
Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan, “Assalammu’alaikum” dan mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup.
Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata “Assalammu’alaikum”, ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih namun penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya.
Lalu.. Ibu nya berbicara denganku …
“Fis, kenalkan ini Desi teman Fikri”.
Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalam ruangan tersebut,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan.
Aku sibuk membersihkan & mengobati luka-luka di kepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya.
Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata, ”lebih baik kau pulang saja, ada
kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. ”
Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat dan karena psikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak berpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya Salah ataupun Tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.
Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.
***
Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain.
Pagi itu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru saja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu.
Aku bertanya, ”Ada apa kamu memanggilku?”
Ia berkata, ”Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang”
Aku menjawab, ”Ia sayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di travel bag dan kamu sudah memeegang tiket bukan?”
“Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan mama ku”, jawabnya tegas.
“Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana?“, tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahukan rencana kepulanggannya itu, padahal aku telah bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya.
”Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti”, jawabnya tegas.
”Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan?”, lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya.
Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.
Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama Suamiku, tapi karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena Suamiku sangat sayang padaku.
Kemudian aku memutuskan agar ia saja yg pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami.
Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan diperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini.
Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluan yang akan dibawanya ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya.
Aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama-sama kemana pun ia pergi.
Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karena biasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku.
Hati ini sedih akan di tinggal pergi olehnya.
Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelponku.
***
Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku tak terlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang.
Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuh sakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3.
Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi..
Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akan punya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan kemudian aku hanya bisa memeluk adikku.
Aku kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya, “kapankah ia segera pulang?” aku tak tahu..
Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jika menelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku..
Lebih baik aku tutupi dulu tentang hal ini dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang.
Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita padanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung…
Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-foto kami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk.
Kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms.
Ia menulis, “aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku akan kabarin lagi”.
Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah.
Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini.
Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam. Sebelum masuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami.
Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya..
Masya Allah.. ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan langsung naik keruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya kabarku..
Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta.
Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengelus wajahnya dan aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at.
***
Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya dari balkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi ia tak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi.
Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia bersikap tidak biasa terhadapku?
Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuaku dan kebetulan Dian yang mengangkat telponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab, “Loe pikir aja sendiri!!!”. Telpon pun langsung terputus.
Ada apa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan aku.
Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu diintrogasinya. Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulang terlambat dan ia bertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah..
Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang.
Aku hanya berdo’a semoga suamiku sadar akan prilakunya.
***
Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja berkenalan.
Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiakan segala yang ia perlukan. Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia tak pernah bertanya perihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.
Bersyukurlah.. aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku.
Sungguh.. suami yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadi orang asing bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamiku memanggilku.
“Ya, ada apa Yah!” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya “Ayah”.
“Lusa kita siap-siap ke Sabang ya.” Jawabnya tegas.
“Ada apa? Mengapa?”, sahutku penuh dengan keheranan.
Astaghfirullah.. suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar, dia membentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami.
Dia mengatakan ”Kau ikut saja jangan banyak tanya!!”
Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi.
Lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin.. sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi aku tak bisa.
Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikap ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku..
***
Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini..
Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya.
Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahir, tiba-tiba Tante Lia, tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengah rumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda.
Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya padanya.
Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membuka pembicaraan.
“Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha”. Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam.
”Ada apa ya Nek?” sahutku dengan penuh tanya..
Nenek pun menjawab, “Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini kau selalu keguguran!!“.
Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan suamiku?
“Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kau menikah dengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau.” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.
Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya.
“Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya”, neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.
Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu.
Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannya dengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, “kau maunya gimana? kau dimadu atau diceraikan?“
MasyaAllah.. kuatkan hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku..
Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau
kayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini.
“Fish, jawab!.” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab.
Aku langsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas.
Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah.
‘’Untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami..”
Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itu juga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka.
Aku lalu bertanya kepada suamiku, “Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatku dirumah kita nanti, yah?”
Suamiku menjawab, ”Dia Desi!”
Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, ”Kapan pernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.”
Ayah mertuaku menjawab, “Pernikahannya 2 minggu lagi.”
”Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok”, setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar.
Tak tahan lagi.. air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit. Diiringi akutnya penyakitku..
Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini?
Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambil bertanya-tanya, “sudah tidak cantikkah aku ini?“
Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.
Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu.
Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, “terima kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?.”
Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo.
Dalam hatiku bertanya, “mengapa ia sangat cuek?” dan ia sudah tak memanjakanku lagi. Lalu dia berkata, “sudah malam, kita istirahat yuk!“
“Aku sholat isya dulu baru aku tidur”, jawabku tenang.
Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku.
Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayang dan cintanya itu..
***
Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku.
Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Aku
save di mydocument yang bertitle “Aku Mencintaimu Suamiku.”
Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar. Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.
“Apakah kamu sudah siap?”
Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :
“Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalam rumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun-ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah itu..”, perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak.
Tiba-tiba suamiku menjawab “Lalu apa Bunda?”
Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar…
“Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?”, pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.
Dia mengangguk dan berkata, ”Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda?”, sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja.
Dia tersenyum sambil berkata, ”Kita lihat saja nanti ya!”. Dia memelukku dan berkata, “bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama”..
Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, “Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah? Aku kangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku kangen dengan manjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwa aku tidak pernah berzinah! Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berzina Ayah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata, ”Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah”.
Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis.
Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia bertanya, ”bunda baik-baik saja kan?” tanyanya dengan penuh khawatir.
Aku pun menjawab, “bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang“. Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.
***
Setelah tiba dimasjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku.
Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan, “Ayah jangan!!”, tapi aku ingat akan kondisiku.
Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabul tersebut. Begitu ijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku.. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya… aku kuat.
Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu.. hatiku menangis.
Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini?
Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi.
Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam sana.
Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, lalu aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya Allah.. suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.
“Kamu datang ke sini, aku pun tahu”, ia berkata seperti itu. Aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail ia berkata, “maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku”
Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini..
Suamiku berbisik, “Bunda kok kurus?”
Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.
Aku pun berkata, “Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?”
”Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah sering terluka oleh sikapku yang egois.” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu.
Lalu suamiku berkata, ”Bun, Ayah minta maaf telah menelantarkan bunda.. Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti mengejar harta ayah dan satu lagi.. ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalau bunda gak mau berbuat “seperti itu” dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip (“seperti itu”). Ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda..”
Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini.
Aku hanya menjawab, “Aku sudah ceritakan itu kan Yah.. Aku tidak pernah berzinah dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah.. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu..“
Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga.
Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci.
***
Keesokan harinya…
Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku.
Aku pun dilarikan ke rumah sakit..
Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku..
Aku merasakan tanganku basah..
Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran.
Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, ”Bunda, Ayah minta maaf…”
Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku?
Aku berkata dengan suara yang lirih, ”Yah, bunda ingin pulang.. bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah..”
“Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah… !!! Bunda sayang banget sama Ayah.”
Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata.
Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil.
Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku..
Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..
Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.
Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku.
Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu. Ketahuilah Ma.. dari dulu aku selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami.
Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ma?
Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma?
Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku.. Dengan Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya..”
***
Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku.
========================== ===========================
Ayah, mengapa keluargamu sangat membenciku?
Aku dihina oleh mereka ayah..
Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu?
Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah..
Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah ?
Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah..
Aku diusir dari rumah sakit.
Aku tak boleh merawat suamiku.
Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku.
Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku.
Aku sangat marah..
Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan
ibunya..
Aku tak mau sakit hati lagi..
Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku..
Engkau Maha Adil..
Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah..
Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku..
Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu..
Aku kuat ayah dalam kesakitan ini..
Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku..
Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah..
Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu. Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui, tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku. Aku harus sadar diri.
Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu..
Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku?
Ayah.. aku masih tak rela..
Tapi aku harus ikhlas menerimanya.
Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya. Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku. Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir. Sebelum ajal ini menjemputku.
”Ayah.. aku kangen Ayah..”

=====================================================
’’Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda..
Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini.
Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.’’
Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur..
Bunda akan selalu hidup dihati ayah..
Bunda.. Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah..
Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.
Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, hidup dalam kesendirianmu..
Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin Ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus..
Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..
Bunda.. kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui..
Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku..
Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat di tidurmu yang panjang..
’’Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka.
Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja..
Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana?
Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? Tetap setia dialam sana?
Tunggulah Ayah disana Bunda..
Bisakan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon..
’’Ayah Sayang Bunda….’’

nangiz bacanya aq T.T